dailyinfo – Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaruan situasi dan penanganan bencana di berbagai daerah pada Selasa, 8 Oktober 2025. Sejumlah wilayah di Indonesia masih menghadapi tantangan akibat bencana alam yang terjadi sepanjang pekan pertama Oktober, mulai dari gempa bumi, banjir, tanah longsor, hingga kebakaran hutan dan lahan.
BNPB memastikan koordinasi lintas kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah terus diperkuat untuk mempercepat penanganan darurat dan pemulihan bagi masyarakat terdampak.
1. Gempa Sumenep dan Dampak Lanjutan
Gempa berkekuatan magnitudo 6,5 yang mengguncang Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada Senin lalu, masih menjadi fokus utama penanganan nasional. Hingga pagi tadi, tercatat lebih dari 2.100 rumah mengalami kerusakan ringan hingga berat di empat kecamatan. Sebanyak 12 orang dilaporkan luka-luka, sementara ribuan warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Tim gabungan dari BNPB, TNI, dan Polri telah mendirikan posko utama di Lapangan Gadu Barat. Pemerintah daerah juga mulai menyalurkan bantuan logistik berupa tenda, air bersih, dan obat-obatan. Para relawan kesehatan dari PMI dan Kementerian Kesehatan turut memberikan layanan medis darurat di lokasi pengungsian.
2. Banjir di Kalimantan Selatan dan Sumatera Barat
Curah hujan tinggi sepanjang akhir pekan memicu banjir di sejumlah wilayah, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Kalsel) dan Kabupaten Limapuluh Kota (Sumbar). Data sementara mencatat lebih dari 1.500 rumah terendam dan beberapa akses jalan terputus akibat luapan sungai.
Pemerintah daerah dibantu BNPB menyalurkan bantuan logistik dasar, termasuk makanan siap saji dan peralatan evakuasi. Pihak berwenang juga tengah menyiapkan langkah mitigasi untuk mencegah banjir susulan, seperti pembersihan saluran air dan penguatan tanggul darurat.
BNPB mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang diprediksi masih berlangsung hingga pekan depan, terutama di wilayah dengan intensitas hujan tinggi.
3. Tanah Longsor di Garut dan Bogor
Tanah longsor dilaporkan terjadi di dua titik berbeda di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bencana yang dipicu oleh hujan deras ini menimbun sejumlah rumah dan jalan desa. Sebanyak 6 rumah rusak berat dan 2 orang dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun material longsor.
Tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi korban dan membuka akses jalan yang sempat tertutup. Pemerintah provinsi juga menyiapkan bantuan relokasi sementara bagi warga yang rumahnya tidak lagi layak huni. Hingga kini, proses pembersihan material masih terus dilakukan dengan bantuan alat berat.
4. Karhutla di Sumatera dan Kalimantan
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali muncul di beberapa titik di Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Data satelit menunjukkan peningkatan jumlah titik panas sejak awal Oktober. Tim Manggala Agni dan BPBD daerah terus melakukan pemadaman melalui jalur darat dan udara.
BNPB mengaktifkan operasi water bombing di dua lokasi dengan kondisi asap tebal, sementara personel gabungan dikerahkan untuk mencegah meluasnya api ke area perkebunan warga. Pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar karena kondisi cuaca kering masih berisiko tinggi terhadap penyebaran api.
5. Bantuan Sosial dan Pemulihan Ekonomi
Dalam upaya mempercepat pemulihan pasca-bencana, pemerintah juga menyalurkan bantuan stimulan perbaikan rumah bagi warga terdampak di berbagai wilayah. Kementerian Sosial menurunkan tim untuk melakukan verifikasi penerima bantuan, sementara Kementerian PUPR mengirimkan alat berat untuk mendukung perbaikan infrastruktur dasar.
Di sisi lain, Kementerian Koperasi dan UKM bekerja sama dengan pemerintah daerah menyiapkan program pemulihan ekonomi bagi pelaku usaha kecil di daerah terdampak. Bantuan ini diharapkan dapat mengurangi beban ekonomi masyarakat serta mempercepat pemulihan sosial di tingkat lokal.
Penutup
BNPB menegaskan, seluruh jajaran pemerintah daerah diminta meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana pada musim hujan tahun ini. Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, masyarakat diharapkan tetap waspada dan mematuhi imbauan dari aparat setempat.
Pemerintah berkomitmen memperkuat sistem mitigasi dan mempercepat distribusi bantuan agar setiap bencana dapat ditangani secara cepat, tepat, dan terpadu. Upaya ini diharapkan tidak hanya meminimalkan dampak kerugian, tetapi juga memperkuat ketahanan nasional terhadap ancaman bencana di masa mendatang.

