dailyinfo.blog Suasana duka menyelimuti keluarga besar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang setelah kabar memilukan datang dari Kabupaten Kendal.
Enam mahasiswa kampus tersebut dilaporkan hanyut saat melakukan aktivitas tubing di aliran Sungai Singorojo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal.
Kegiatan yang awalnya bertujuan untuk rekreasi dan mempererat kebersamaan antarmahasiswa itu berubah menjadi tragedi yang meninggalkan luka mendalam.
Menurut keterangan aparat kepolisian setempat, arus sungai saat kejadian terbilang deras. Enam mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut terseret arus ketika mereka tidak mampu mengendalikan ban karet yang digunakan untuk tubing.
Meski sempat dilakukan upaya penyelamatan oleh warga sekitar dan petugas gabungan, tiga orang mahasiswa ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Kronologi Kejadian di Tengah Aktivitas Tubing
Peristiwa nahas itu bermula ketika rombongan mahasiswa datang ke lokasi wisata sungai untuk mengikuti kegiatan tubing atau arung sungai dengan menggunakan ban besar.
Kegiatan ini dilakukan di salah satu titik aliran Sungai Singorojo yang dikenal memiliki arus cukup kuat, terutama setelah hujan turun di wilayah hulu.
Menurut saksi mata di lokasi, rombongan mahasiswa sempat mendapatkan pengarahan singkat dari pemandu setempat. Namun, saat perjalanan tubing dimulai, beberapa peserta terpisah dari rombongan utama akibat arus yang tiba-tiba meningkat.
Enam mahasiswa dilaporkan terbawa arus sejauh beberapa ratus meter dari titik awal. Petugas dan warga yang berada di sekitar lokasi segera berusaha memberikan pertolongan dengan menggunakan tali dan perahu karet sederhana.
Sayangnya, derasnya arus membuat proses evakuasi berlangsung sulit. Setelah pencarian intensif dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD Kendal, Basarnas, Polsek Singorojo, dan relawan, tiga mahasiswa berhasil ditemukan namun sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
Identitas Korban dan Proses Evakuasi
Dari enam mahasiswa yang hanyut, tiga korban ditemukan selamat meski mengalami luka ringan dan syok berat. Mereka langsung mendapatkan penanganan medis di Puskesmas terdekat.
Sementara tiga korban lainnya ditemukan meninggal dunia. Ketiganya terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki.
Jenazah para korban segera dievakuasi oleh tim gabungan dan dibawa ke Puskesmas Singorojo untuk proses identifikasi.
Kapolsek Singorojo, AKP Sudali, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyampaikan bahwa proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat kondisi medan yang licin dan aliran sungai yang masih deras.
Petugas juga mengevakuasi peralatan tubing yang berserakan di sekitar lokasi guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
Tindakan Cepat dari Pihak Kepolisian dan BPBD
Setelah kejadian dilaporkan, tim dari kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera diterjunkan ke lokasi.
Mereka melakukan pencarian intensif dengan bantuan perahu karet, pelampung, dan peralatan penyelam.
Proses pencarian berlangsung hingga malam hari karena medan yang sulit serta minimnya penerangan di area sekitar sungai.
Selain melakukan evakuasi korban, petugas juga memeriksa kondisi aliran sungai untuk memastikan tidak ada korban lain yang terseret arus.
Hingga seluruh korban berhasil ditemukan, area tersebut kemudian ditutup sementara untuk mencegah aktivitas serupa terjadi kembali.
Respons dari Pihak Kampus dan Keluarga Korban
Kabar tragis ini segera sampai ke pihak kampus UIN Walisongo Semarang.
Rektor dan sejumlah dosen langsung menuju Kendal untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban serta mahasiswa yang selamat.
Dalam pernyataannya, pihak kampus menyampaikan belasungkawa mendalam atas insiden yang menimpa para mahasiswanya.
Pihak universitas juga berjanji akan memberikan pendampingan psikologis bagi mahasiswa yang mengalami trauma akibat peristiwa tersebut.
Selain itu, mereka bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan penyelidikan berjalan transparan, terutama terkait standar keselamatan kegiatan mahasiswa di luar kampus.
Keluarga korban yang datang ke Puskesmas Singorojo tak kuasa menahan tangis. Beberapa di antara mereka bahkan harus mendapatkan bantuan medis karena syok berat setelah melihat kondisi jenazah anak-anak mereka.
Penyelidikan Awal dan Dugaan Penyebab Kecelakaan
Dari hasil penyelidikan awal, polisi menduga faktor alam menjadi penyebab utama kejadian ini.
Arus sungai yang tiba-tiba meningkat diduga berasal dari hujan deras di wilayah hulu beberapa jam sebelumnya.
Selain itu, jalur tubing yang digunakan kemungkinan memiliki medan berbahaya dengan kedalaman tidak merata dan batu-batu besar di dasar sungai.
Meski begitu, aparat kepolisian tetap akan memanggil pihak penyelenggara kegiatan dan pemandu lokal untuk dimintai keterangan.
Tujuannya adalah memastikan apakah prosedur keselamatan sudah diterapkan sesuai standar, termasuk penggunaan pelampung dan alat pengaman lainnya.
Pelajaran dari Tragedi Sungai Singorojo
Tragedi ini menjadi pengingat penting akan pentingnya keselamatan dalam setiap aktivitas alam terbuka.
Kegiatan seperti tubing atau arung sungai memang seru dan menantang, namun risiko tetap ada terutama jika kondisi cuaca dan arus tidak mendukung.
Masyarakat diimbau agar selalu memperhatikan kondisi alam sebelum melakukan aktivitas di sungai, termasuk memastikan adanya pemandu profesional dan alat keselamatan yang memadai.
Pemerintah daerah diharapkan memperketat pengawasan terhadap objek wisata air agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Penutup: Duka Mendalam dan Seruan Keselamatan
Kehilangan tiga mahasiswa muda menjadi luka yang mendalam, tidak hanya bagi keluarga tetapi juga bagi dunia pendidikan.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa kegiatan rekreasi alam harus selalu diimbangi dengan kesadaran akan keselamatan.
Pihak kampus, pemerintah daerah, dan masyarakat diharapkan dapat bersinergi untuk memastikan setiap kegiatan wisata alam dilakukan dengan persiapan matang.
Semoga tragedi di Sungai Singorojo Kendal ini menjadi pelajaran berharga agar tidak ada lagi korban jiwa dalam aktivitas serupa di masa depan.

Cek Juga Artikel Dari Platform radarbandung.web.id
