dailyinfo – Pendidikan pesantren di Indonesia kini memasuki era transformasi digital dengan dorongan bagi para santri untuk menguasai kecerdasan buatan (AI), sains, dan teknologi modern. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah dan lembaga pendidikan untuk mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya unggul secara agama, tetapi juga kompeten di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Transformasi Pendidikan Pesantren
Tradisi pesantren dikenal kuat dalam pengajaran agama Islam, termasuk tafsir, hadis, dan fiqih. Namun, era digital menuntut penguasaan keterampilan baru. Kementerian Agama (Kemenag) menekankan pentingnya sinergi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan modern, sehingga santri bisa bersaing di kancah global.
Menteri Agama, Prof. Mahfud Ali, menyatakan, “Santri harus siap menghadapi tantangan abad ke-21. Penguasaan AI, sains, dan teknologi bukan sekadar tambahan, tetapi menjadi bagian dari kompetensi yang esensial.”
Program Pendidikan dan Pelatihan
Beberapa pesantren telah mengimplementasikan program khusus untuk mengintegrasikan teknologi:
- Pelatihan AI dan Coding
Santri diajarkan dasar-dasar pemrograman, machine learning, dan penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari maupun industri kreatif. - Workshop Sains Terapan
Laboratorium dan eksperimen sains menjadi bagian dari kurikulum, termasuk fisika, kimia, biologi, dan teknologi energi terbarukan. - Kolaborasi dengan Universitas dan Industri
Beberapa pesantren menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi dan startup teknologi untuk memberikan pengalaman praktik, magang, dan mentorship bagi santri. - Digital Literacy dan Entrepreneurship
Santri juga dibekali kemampuan literasi digital, pengelolaan data, serta kewirausahaan berbasis teknologi, sehingga dapat menciptakan inovasi produktif.
Manfaat bagi Santri dan Ekosistem Digital
Penguasaan AI dan teknologi modern memberikan sejumlah manfaat strategis:
- Persiapan Karir Masa Depan
Santri memiliki kemampuan yang relevan dengan industri 4.0 dan ekonomi digital. - Peningkatan Kompetensi Akademik
Integrasi sains dan teknologi dengan pendidikan agama memperkuat kemampuan analitis dan kritis. - Kontribusi terhadap Inovasi Nasional
Santri dapat menciptakan aplikasi, solusi digital, dan proyek berbasis teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat. - Penguatan Soft Skills
Kegiatan inovasi, coding, dan entrepreneurship juga melatih disiplin, problem solving, dan kemampuan kerja sama.
Seorang santri di Pesantren Al-Hikmah, Yogyakarta, mengatakan, “Belajar AI dan coding membuat kami bisa berpikir lebih logis dan kreatif. Kami bisa menciptakan aplikasi sederhana yang membantu kegiatan sehari-hari di pesantren.”
Dukungan Pemerintah dan Stakeholder
Program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak:
- Kementerian Agama menyediakan modul pembelajaran digital dan pelatihan guru.
- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyediakan fasilitas laboratorium dan akses platform teknologi.
- Startup dan Industri Teknologi memberikan mentoring, workshop, dan peluang magang bagi santri.
Pendekatan kolaboratif ini memastikan bahwa santri tidak hanya belajar teori, tetapi juga mendapatkan pengalaman praktik langsung di dunia teknologi modern.
Tantangan dan Strategi Ke Depan
Beberapa tantangan tetap ada, antara lain keterbatasan infrastruktur digital di pesantren terpencil, kurangnya guru berkompeten di bidang teknologi, dan kebutuhan pembaruan kurikulum secara berkala.
Strategi yang dijalankan meliputi:
- Digitalisasi Pesantren
Penyediaan jaringan internet cepat, laboratorium komputer, dan platform pembelajaran daring. - Pelatihan Guru Intensif
Guru agama dan sains dibekali kemampuan teknologi agar mampu mengajar secara efektif. - Program Inkubasi Inovasi Santri
Mendorong santri membuat proyek berbasis AI, robotik, atau aplikasi digital yang bisa diterapkan di masyarakat.
Kesimpulan
Dorongan penguasaan AI, sains, dan teknologi modern bagi santri menunjukkan transformasi pendidikan pesantren menuju masa depan digital. Langkah ini tidak hanya memperkuat kompetensi akademik dan profesional santri, tetapi juga menjadikan pesantren sebagai pusat inovasi dan pengembangan teknologi berbasis nilai-nilai agama.
Dengan kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, dan industri, santri Indonesia siap menjadi generasi yang religius, cerdas, kreatif, dan mampu bersaing di era globalisasi teknologi.

