dailyinfo – Dalam beberapa minggu terakhir, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia melaporkan cuaca terasa lebih panas dan “gerah” daripada biasanya. Banyak yang bertanya-tanya: apakah ini pertanda gelombang panas (heatwave) atau hanya fenomena musiman biasa? Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait kondisi ini dan faktor-faktor penyebabnya. Berikut lima poin penting yang perlu diketahui:
1. Bukan Gelombang Panas, Melainkan Suhu Panas Biasa
BMKG menekankan bahwa kondisi udara panas yang dirasakan bukanlah gelombang panas. Berdasarkan karakteristik statistik pengamatan suhu, fenomena ini belum memenuhi kriteria gelombang panas. Keadaan cuaca ini lebih bersifat peningkatan suhu yang wajar pada periode peralihan musim.
Menurut BMKG, di Indonesia kondisi maritim, laut yang hangat, dan topografi pegunungan berperan sebagai “buffer” sehingga suhu ekstrem sangat sulit terakumulasi dalam jangka panjang.
2. Peralihan Musim dan Radiasi Matahari Maksimal
Salah satu faktor utama adalah peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau. Di fase ini, pembentukan awan semakin berkurang, sehingga penyinaran matahari langsung ke permukaan tanah berlangsung lebih optimal.
Posisi semu matahari yang berada lebih dekat ke ekuator juga menyebabkan intensitas sinar matahari meningkat di area seperti Jawa hingga Nusa Tenggara. Kondisi ini membuat pemanasan permukaan menjadi lebih terasa.
3. Kelembapan Tinggi dan Angin Lemah Memperparah Sensasi Panas
Meski suhu udara mungkin belum ekstrem, kelembapan udara yang tinggi membuat cuaca terasa lebih “nglembab” dan sulit bernapas. Angin yang lemah juga mengurangi aliran udara segar, sehingga panas terjebak di permukaan.
Kondisi cerah di siang hari tanpa awan juga memperburuk situasi karena tidak ada “peneduh” alami dari radiasi matahari.
4. Variasi Cuaca Siang dan Sore: Panas Siang, Potensi Hujan Sore
BMKG menjelaskan bahwa pola cuaca di fase peralihan musim seringkali berubah-ubah: pagi dan siang hari cenderung cerah dan panas, sedangkan menjelang sore atau malam banyak daerah mengalami pertumbuhan awan konvektif dan hujan lokal.
Itulah sebabnya di beberapa daerah, orang merasakan panas di siang hari tetapi kemudian terkena hujan tiba-tiba pada sore hari.
5. Imbauan untuk Masyarakat dan Prediksi ke Depan
BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga kecukupan cairan tubuh, menghindari aktivitas berat di siang hari, dan memakai pakaian yang menyerap keringat serta pelindung kepala saat berada di luar ruangan.
Kedepannya, BMKG memprediksi kondisi panas ini dapat berlangsung selama periode peralihan musim. Namun demikian, masyarakat tetap diharapkan aktif memantau peringatan cuaca melalui aplikasi resmi agar tidak terkejut oleh potensi hujan tiba-tiba atau kondisi ekstrem lokal.

