dailyinfo.blog Suasana duka mendalam menyelimuti Keraton Surakarta setelah wafatnya Sinuhun Pakubuwono XIII (PB XIII) Hangabehi, raja yang dihormati masyarakat Jawa.
Ribuan warga dan abdi dalem datang ke Keraton Surakarta untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum yang selama ini dikenal bijak dan sederhana dalam memimpin.
Jenazah PB XIII disemayamkan di Masjid Pujasana, yang berada di dalam kompleks Keraton Surakarta.
Lokasi tersebut merupakan tempat sakral yang biasa digunakan untuk prosesi keagamaan dan adat penting keluarga kerajaan.
Sejak pagi, halaman keraton dipenuhi masyarakat yang ingin melihat langsung prosesi sebelum jenazah diberangkatkan ke peristirahatan terakhirnya di Pajimatan Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Prosesi Kirab dan Perjalanan Menuju Imogiri
Sebelum dimakamkan, jenazah PB XIII diarak melalui kirab agung yang menjadi bagian dari tradisi panjang keluarga Keraton Surakarta.
Prosesi dimulai dari dalam Keraton menuju Rumah Dinas Wali Kota Solo di Loji Gandrung, kemudian dilanjutkan menuju lokasi pemakaman di Imogiri.
Untuk menghormati tradisi, jenazah dibawa menggunakan kereta jenazah khusus bernama Rata Pralaya.
Kereta ini merupakan warisan budaya yang telah digunakan turun-temurun untuk membawa para raja dan bangsawan keraton menuju tempat peristirahatan terakhir.
Setelah tiba di Loji Gandrung, jenazah dipindahkan ke mobil jenazah sebelum melanjutkan perjalanan darat ke Yogyakarta dengan pengawalan ketat.
Rombongan kirab diiringi pasukan berkuda, prajurit keraton, dan abdi dalem berpakaian tradisional lengkap.
Mereka berjalan perlahan mengikuti irama gamelan yang mengiringi perjalanan jenazah, menciptakan suasana khidmat dan penuh makna.
Penutupan Jalan dan Imbauan bagi Warga
Pemerintah Kota Surakarta dan pihak kepolisian telah menyiapkan pengaturan lalu lintas khusus selama prosesi berlangsung.
Sejumlah ruas jalan utama di sekitar Keraton, seperti Jalan Slamet Riyadi, Jalan Jenderal Sudirman, dan Jalan Diponegoro, ditutup sementara untuk memberi ruang bagi iring-iringan kirab.
Warga dan pengguna jalan diimbau untuk mencari jalur alternatif agar tidak terjebak kemacetan selama prosesi berlangsung.
Petugas Dinas Perhubungan bersama Satlantas Polresta Surakarta telah menyiapkan rekayasa lalu lintas dan menempatkan ratusan personel di titik-titik strategis.
Masyarakat juga diminta untuk tetap tertib dan menghormati jalannya prosesi.
Sebagian besar warga yang menonton kirab memilih berdiri di tepi jalan sambil melantunkan doa dan melambaikan tangan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada raja yang mereka cintai.
Makna Pajimatan Imogiri bagi Raja-raja Jawa
Pemakaman di Pajimatan Imogiri bukan sekadar pemakaman biasa.
Tempat ini adalah kompleks makam para raja dan bangsawan dari Kesultanan Mataram serta keturunannya, termasuk keluarga Keraton Surakarta dan Yogyakarta.
Imogiri dianggap sebagai tanah suci bagi raja-raja Jawa, tempat di mana mereka kembali bersatu dengan leluhur.
Kompleks ini memiliki tata ruang unik dengan undakan tinggi yang menggambarkan perjalanan spiritual menuju keabadian.
Pemakaman PB XIII di lokasi ini menandakan kelanjutan tradisi panjang kerajaan Jawa yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.
Prosesi adatnya mengikuti tata cara keraton yang ketat, mulai dari doa bersama, penyucian jenazah, hingga upacara penutupan pusara.
Peran Kerabat Keraton dan Pemerintah Daerah
Selama prosesi berlangsung, pihak Keraton Surakarta bekerja sama dengan pemerintah daerah dan aparat keamanan untuk memastikan jalannya acara berjalan lancar.
Kerabat dekat PB XIII, para pangeran, serta putra-putri keraton tampak hadir dalam barisan depan kirab.
Mereka mengenakan busana adat kebesaran dengan warna dominan hitam dan biru tua sebagai simbol duka dan penghormatan.
Pemerintah daerah memberikan dukungan penuh berupa pengamanan jalur, penyediaan fasilitas umum, serta pengaturan arus kendaraan menuju Imogiri.
Masyarakat di sekitar rute kirab juga turut membantu dengan membuka posko konsumsi bagi peserta dan aparat yang bertugas di lapangan.
Suasana Haru dan Doa dari Masyarakat
Ribuan masyarakat dari berbagai daerah datang ke Solo untuk menyaksikan langsung kirab jenazah PB XIII.
Banyak di antara mereka yang rela menunggu sejak dini hari agar bisa menyaksikan iring-iringan yang dianggap sakral itu.
Suara gamelan yang mengiringi perjalanan jenazah menambah suasana haru di sepanjang jalan.
Beberapa warga bahkan terlihat menitikkan air mata, mengenang sosok PB XIII yang dikenal ramah, dekat dengan rakyat, dan aktif melestarikan budaya Jawa.
Bagi masyarakat Jawa, kepergian seorang raja bukan hanya kehilangan figur pemimpin, tetapi juga kehilangan simbol spiritual yang menjaga harmoni antara manusia, alam, dan leluhur.
Warisan dan Perjuangan PB XIII
Selama masa kepemimpinannya, Pakubuwono XIII Hangabehi dikenal sebagai raja yang berusaha mengembalikan kejayaan Keraton Surakarta.
Beliau menekankan pentingnya pelestarian budaya Jawa melalui seni, sastra, dan tradisi keraton yang sarat makna filosofi.
Di bawah kepemimpinannya, berbagai kegiatan budaya seperti Sekaten, Kirab Malam Satu Suro, dan Grebeg Mulud kembali digelar dengan megah.
Beliau juga aktif menjalin hubungan dengan pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat eksistensi keraton sebagai bagian dari warisan sejarah bangsa.
Warisan PB XIII bukan hanya pada bangunan keraton, tetapi juga pada semangat menjaga nilai-nilai luhur budaya Jawa agar tetap hidup di tengah modernitas.
Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam sekaligus pesan moral agar generasi penerus terus menjaga warisan budaya tersebut.
Penutup: Perpaduan Duka dan Kebanggaan
Pemakaman PB XIII di Pajimatan Imogiri menjadi momen penting dalam sejarah Keraton Surakarta.
Meski diwarnai duka mendalam, masyarakat juga merasa bangga karena masih dapat menyaksikan prosesi adat yang kaya nilai spiritual dan budaya.
Kirab jenazah yang megah namun khidmat menjadi simbol terakhir penghormatan kepada raja yang telah mengabdikan hidupnya untuk menjaga tradisi Jawa.
Bagi masyarakat, kepergian PB XIII bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru dalam mengenang dan melestarikan nilai-nilai luhur yang beliau wariskan.

Cek Juga Artikel Dari Platform radarjawa.web.id
