dailyinfo – Pemerintah Kota Malang mengeluarkan imbauan resmi kepada seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda wilayah Jawa Timur dalam beberapa hari ke depan. Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, meminta masyarakat untuk memperhatikan keselamatan diri, menjaga lingkungan, serta siap menghadapi perubahan cuaca mendadak yang berpotensi menimbulkan bencana.
1. BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Angin Kencang
Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Kota Malang dan sekitarnya berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang dan petir selama sepekan ke depan. Kondisi ini dipicu oleh peralihan musim dari kemarau ke penghujan serta adanya aktivitas awan cumulonimbus di wilayah selatan Jawa.
“BMKG telah menyampaikan potensi cuaca ekstrem di beberapa titik rawan, termasuk wilayah Kota Malang bagian utara dan barat. Kami minta masyarakat tetap waspada dan tidak panik, namun juga tidak menyepelekan peringatan dini ini,” ujar Sutiaji dalam konferensi pers di Balai Kota, Selasa (8/10).
2. Antisipasi dan Koordinasi dengan BPBD
Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Malang telah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk bersiaga penuh, terutama di kawasan yang rawan banjir dan longsor seperti Lowokwaru, Sukun, dan Kedungkandang.
Selain itu, posko siaga bencana di tiap kelurahan juga diminta untuk aktif berkoordinasi, memantau perkembangan cuaca, serta melaporkan kondisi lapangan secara berkala.
“Kami juga telah menyiagakan peralatan evakuasi, pompa air, dan tim relawan untuk merespons cepat jika terjadi genangan atau pohon tumbang,” jelas Kepala BPBD Kota Malang, Alie Mulyanto. Ia menambahkan bahwa masyarakat dapat melapor langsung melalui hotline darurat 112 jika mendapati tanda-tanda bahaya atau kejadian bencana.
3. Peran Warga dalam Pencegahan Dini
Wali Kota Sutiaji menegaskan bahwa kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh warga. Ia mengimbau masyarakat untuk aktif membersihkan saluran air di sekitar rumah, memangkas dahan pohon yang berisiko tumbang, serta tidak membuang sampah sembarangan.
“Masalah klasik seperti saluran mampet dan sampah di sungai masih menjadi penyebab utama banjir lokal di beberapa titik. Kami harap masyarakat ikut menjaga kebersihan lingkungan agar air bisa mengalir lancar,” tuturnya.
Selain itu, warga yang tinggal di lereng atau daerah perbukitan diminta memperhatikan tanda-tanda awal longsor seperti retakan tanah atau suara gemuruh kecil, dan segera melapor kepada aparat jika situasi dianggap berbahaya.
4. Dampak Sosial dan Ekonomi
Cuaca ekstrem yang melanda Kota Malang dalam beberapa tahun terakhir sering kali berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat, terutama di sektor pertanian, transportasi, dan perdagangan. Banyak petani yang khawatir tanaman mereka rusak akibat curah hujan tinggi, sementara pengemudi ojek dan pedagang kaki lima terpaksa menunda aktivitas karena jalan licin atau genangan air.
Salah satu warga Kelurahan Tlogomas, Nurhadi (46), mengaku khawatir dengan kondisi ini. “Kalau hujan besar, jalan depan rumah saya langsung banjir. Tahun lalu sempat masuk ke dalam rumah, jadi sekarang kami lebih siap dengan karung pasir dan pompa kecil,” ujarnya.
Pemerintah kota pun telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) untuk mempercepat perbaikan drainase serta memperluas area resapan air di beberapa kawasan padat penduduk.
5. Edukasi dan Peringatan Dini Berbasis Digital
Sebagai bagian dari upaya mitigasi modern, Pemkot Malang bekerja sama dengan BMKG dan komunitas relawan lokal meluncurkan sistem peringatan dini berbasis aplikasi yang memungkinkan warga menerima notifikasi cuaca ekstrem langsung ke ponsel mereka.
Melalui platform ini, warga bisa mengetahui prakiraan cuaca harian, potensi hujan deras, hingga peta rawan bencana secara real-time.
“Kami ingin teknologi menjadi alat bantu yang efektif, bukan sekadar formalitas. Dengan informasi yang cepat dan akurat, masyarakat bisa mengambil langkah preventif sebelum bencana terjadi,” jelas Sutiaji.
Ia juga menambahkan bahwa edukasi publik akan terus dilakukan, terutama di sekolah-sekolah dan kawasan padat penduduk, agar warga memahami cara menghadapi situasi darurat tanpa panik.
Penutup
Dengan potensi cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim global, kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam melindungi keselamatan warga. Pemerintah Kota Malang menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sistem penanggulangan bencana, sementara masyarakat diharapkan ikut menjaga lingkungan serta mematuhi peringatan dini dari otoritas resmi.
“Cuaca bisa berubah cepat, tapi kesiapsiagaan tak boleh lemah,” tutup Wali Kota Sutiaji. “Kalau kita semua bergerak bersama, Malang bisa tetap aman dan tangguh menghadapi tantangan alam.”

